Perkembangan ilmu akuntansi

Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenal arti nilai suatu barang dan alat tukar. Sebelum manusia mengenal arti suatu barang, pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan tukar-menukar barang tanpa memperhatikan nilai suatu barang [innatura] dan pencatatan kekayaan belum diperlukan. Semenjak mengenal arti suatu barang, manusia melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang [barter] dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaannya [akuntansi]. Pencatatan awal dilakukan diatas batu, kulit kayu, dan tanah liat. Pencatatan itu telah dilakukan berabad-abad sebelum Masehi, seperti di Babilonia, Mesir, dan Yunani Kuno. Pencatatan seperti ini berkembang dari waktu-ke waktu sesuai dengan peradaban manusia ataaupun dunia usaha, walaupun belum lengkap dan sistematis

Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
- Laporan neraca keuangan
- Laporan laba/rugi
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa Laporan arus kas atau Laporan arus dana
- Catatan dan laporan keuangan perusahaan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah laporan aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Bisa saja memanfaatkan jasa laporan keuangan (jasa analisa keuangan / analisis keuangan) maupun akuntan publik. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Selain itu juga biasanya laporan keuangan juga berisi analisis keuangan / analisa keuangan selama setahun.

A. Bentuk – bentuk Laporan Keuangan

1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal.



1. Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Yang termasuk aktiva lancar yaitu :
• Kas, atau uang tunai yang dapat digunkan untuk membiayai operasi perusahaan.
• Investasi Jangka Pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) ; adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
• Piutang Wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang.

2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang dibedakan menjadi hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.
--Hutang lancar meliputi :
• Hutang Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit.
• Hutang Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan UU) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
• Hutang Pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.




• Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
• Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
• Penghasilan yang diterima dimuka, adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/ jasa yang belum direalisir.

--Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi :
• Hutang Obligasi
• Hutang Hipotik (hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu)
• Pinjaman jangka panjang yang lain.

3. Modal
Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Di dalam neraca sering muncul suatu klasifikasi dengan nama Reserve (cadangan) yang membingungkan pembaca.seharusnya cadangan ini diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi neraca yaitu : aktiva, hutang, dan milik sendiri (modal), sehingga cadangan pada prinsipnya juga terdiri dari 3 golongan yaitu :

1. Cadangan sebagai pengurang aktiva. Biasa dikenal dengan akumulasi penyusutan atau akumulasi depresiasi, sehingga dalam neraca nampak di sebelah debet mengurangi aktiva yang bersangkutan.

2. Cadangan sebagai hutang, misanya cadangan untuk pajak, merupakan suatu hutang yang dicatat sebagai cadangan. Ini tidak benar, seharusnya cadangan untuk pajak ini dimasukkan dalam hutang lancar, yaitu hutang pajak atau taksiran hutang pajak.

3. Cadangan yang merupakan surplus, yang benar-benar merupakan hak para pemilik perusahaan, misalnya ”cadangan untuk expansi” adalah merupakan pemisahan sebagian dari laba yang ditahan, dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.



B. Isi Laporan Keuangan
- Neraca
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
- Catatan Atas Laporan Keuangan

C. Tujuan Laporan Keuangan

I. Kegunaan Adanya Rumusan Tujuan Laporan Keuangan
- Pembahasan
- Keputusan ekonomi, alokasi kekayaan
- Tujuan, standar, dan praktek, dan hubungannya
- Kritik terhadap akutansi sekarang
II. Pemakai, Tujuan Pemakai Laporan dan Informasi yang Dibutuhkan
- Komponen Keputusan Ekonomi
- Kesamaan Informasi yang dibutuhkan pemakai laporan
- Keputusan kredit
- Keputusan Investasi
III. Tujuan Utama Perusahaan dan Kemampuan Mendapatkan Laba
- Pengukuran prestasi perusahaan berdasarkan tujuannya
- Peranan akutansi
- Akutansi dan laba ekonomi
- Kemampuan mendapatkan laba
IV. Pertanggungjawaban dan Laporan Keuangan
V. Laporan Keuangan: Pelaporan Pencapain Tujuan Perusahaan
- Indikator sukses dalam mencapai tujuan perusahaan
- Siklus perolehan laba
- Penggolongan siklus Perolehan laba
- Kegunaan penggolongan siklus perolehan laba
- Mengukur kemajuan kearah siklus laba yang sempurna
- Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
- Laba dan laporan keuangan
- Pelaporan keberhasilan dalam memcapai tujuan sifat informasi
- Laporan posisi keuangan
- Laporan laba
- Laporan kegiatan keuangan
- Sifat yang menguntungkan dari laporan keuangan
- Penyampaian data dalam angka tunggal dan angka relatif


VI. Laporan Keuangan:Biaya Historis dan Pertimbangan Nilai
VII. Proses Peramalan dan Kaitannya dengan Tujuan Laporan Keuangan
- Laporan Keuangan Konvensional dan Pertimbangan tentang masa depan
- Informasi yang berguna untuk meniali masa depan
- Ramalan keuangan akurasi dan kegunaanya
- Pelaporan Lamaran atau proyeksi
VIII. T ujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga Pemerintah dan Lembaga yang tidak Mencari Laba
- Pengambilan keputusan dalam lembaga pemerintah dan organisasi nirlaba
- Tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba
IX. Hubungan Antara Tujuan Perusahaan dengan Tujuan Sosial
- Interaksi langsung atau reciprical
- Interaksi tidak langsung atau nonreciprocal
- Pengukuran dan pelaporan interaksi sosial dalam laporan keuangan
X. Sifat Kualitatif dari Laporan
- Relevan dan materialitas
- Formal dan substansi
- Tingkat kepercayaan
- Dapat diperbandingkan
- Konsistensi
- Dapat dipahami


D. Manfaat Laporan Keuangan

1. Bagi Perusahaan
• Bukti pertanggung jawaban bagi pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengelola perusahaan.
• Alat evaluasi pelaksanaan kegiatan perusahaan baik secara keseluruhan ataupun secara individu yang diserahi wewenang dan tanggung jawab.
• Alat untuk mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
• Dasar dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kegiatan dimasa mendatang.
• Mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
• Alat untuk menilai hasil yang dicapai pimpinan perusahaan.
• Dasar penentuan tafsiran keuntungan yang akan diterima dimasa mendatang serta perkembangan saham yang dimiliki